Site icon Kulit Sehat

Terlalu Banyak Skincare? Ini Peringatan Serius

Terlalu Banyak Skincare

 Kulitsehat – Terlalu banyak skincare bukan hanya membuang-buang uang, tapi juga berisiko merusak kulit. Fenomena ini menjadi perhatian publik setelah Dokter Tompi, seorang praktisi estetika dan juga publik figur, menyuarakan kekhawatirannya terhadap tren perawatan kulit yang berlebihan. Dalam beberapa tahun terakhir, masyarakat—terutama generasi muda—semakin gandrung pada produk skincare. Mereka terinspirasi dari media sosial yang menampilkan berbagai tahapan layering serum, toner, essence, hingga peeling kimiawi setiap hari.

Namun, menurut Dokter Tompi, kebiasaan ini justru bisa menjadi bumerang jika tidak disikapi dengan bijak. Penggunaan terlalu banyak produk sekaligus dapat mengganggu lapisan pelindung alami kulit, menyebabkan iritasi, bahkan membuat kulit menjadi semakin sensitif dan tipis.

Lapisan Pelindung Kulit Bisa Rusak

Menurut keterangan Dokter Tompi, kulit manusia secara alami memiliki lapisan pelindung yang menjaga kelembapan dan menangkal zat asing dari luar. Ketika seseorang menggunakan terlalu banyak skincare, apalagi yang mengandung bahan aktif seperti AHA, BHA, retinol, atau vitamin C secara bersamaan, risiko kerusakan kulit meningkat. Lapisan kulit bisa terkelupas, meradang, dan kehilangan kemampuannya untuk regenerasi secara optimal.

“Revolusi Skincare Rumah: Manfaat Alat LED dan Microcurrent”

“Banyak pasien datang dengan keluhan kulit memerah, kering, dan mudah iritasi, padahal mereka merasa sudah rajin merawat kulit. Ternyata setelah ditelusuri, mereka terlalu sering melakukan eksfoliasi dan memakai terlalu banyak produk dengan tujuan mempercepat hasil,” ungkap Tompi.

Minimalis Bukan Berarti Malas Merawat

Dokter Tompi menekankan bahwa merawat kulit tidak harus rumit. Prinsip dasar skincare sebenarnya hanya tiga: membersihkan, melembapkan, dan melindungi dari sinar matahari. Sisanya bisa di tambahkan sesuai kebutuhan kulit, bukan ikut-ikutan tren. Terlalu banyak skincare justru dapat menimbulkan masalah baru yang sebelumnya tidak ada.

Ia menyarankan agar masyarakat mulai mengenali jenis kulitnya, memahami bahan aktif yang di gunakan, dan menghindari layering berlapis-lapis tanpa edukasi yang tepat. “Pendekatan minimalis itu bukan berarti malas, tapi cerdas dalam memilih apa yang di butuhkan kulit,” tambahnya.

Bijak dalam Memilih Produk

Tren kecantikan memang terus berkembang, tetapi konsumen sebaiknya tidak terbawa arus tanpa memahami risikonya. Dokter Tompi mengingatkan bahwa kulit yang sehat bukan hasil dari banyaknya produk yang di gunakan, melainkan dari konsistensi, kesederhanaan, dan pemahaman yang tepat.

Terlalu banyak skincare bisa menjadi jebakan manis yang tampak menjanjikan di awal, tetapi berujung pada kerusakan jangka panjang. Oleh karena itu, penting untuk selalu mengevaluasi kembali rutinitas perawatan kulit Anda dan bertanya: apakah ini benar-benar di butuhkan kulit saya?

Dengan pendekatan yang tepat dan bijak, kesehatan kulit akan lebih mudah di capai. Tanpa harus mengorbankan kondisi alami kulit itu sendiri.

“Neurocosmetics: Skincare yang Meningkatkan Mood Anda”

Exit mobile version